Cari Blog Ini

Senin, 26 September 2011

Standarisasi OLI oleh SAE

Ketika kita akan mengganti oli mesin, tertulis dalam kemasan kode-kode yang telah ditentutanoleh SAE.
Kode-kode tersebut memiliki arti khususnya mewakili nilai kekentalan dan grade yangcocok untuk applikasi pada kondisi operasi mesin tertentu. Pengertian tentang kode tsb. akan membantu penentuan jenis oli yang akan dipakai, misalnya SAE 5W-30.
Jenis oli mesin ini sangat bervariasi dengan masing-masing memiliki kondisi penggunaanoptimum untuk operasional tertentu. Demikian juga ada beberapa lembaga yang bergerak dalampenentuan grade oli ini yang bertugas mengatur klasifikasi oli, sehingga mudah untuk dimengertidan cocok untuk pemakaian di daerah tsb. Lembaga seperti ini misalnya API (America Petroleum Institute), atau ILSAC (Internasional Lubricant Standardization and Approval Committee) dsb. Salah satu standarisasiyang banyak dipakai adalah standarisasi SAE.
SAE 5W-30: 
Oli kelas ini ditujukan untuk pemakaian daerah dingin, mudah untuk crankingatau proses starter engine. Oli ini juga didesign memiliki potensi untuk melindungi elemen mesindari wearing phenomena. Oli kelas ini cukup memiliki grade sekelas SJ atau SH yang ditentukanoleh API, juga mencukupi untuk kategori ILSAC GF-2 untuk driving mothode Gasoline Engine Oils Test.
SAE 5W-20: 
Oli Multigrade dengan proteksi starter pada suhu dingin, dan menunjang effisiensi bahan bakar.Oli kelas ini cukup memiliki grade sekelas SJ atau SH yang ditentukan oleh API,juga mencukupi untuk kategori ILSAC GF-2 untuk driving mothode Gasoline Engine Oils Test.Karena sifat keencerannya, oli jenis ini tidak semestinya dipakai kecuali apabila ada rekomendasidari produsen mesin. Hal ini untuk menghindari wearing atau ausnya elemen mesin yang tidakcukup terproteksi dengan kekentalan oli kelas ini.
SAE 10-30: 
Oli kelas ini memiliki kekentalan lebih pekat dari SAE 5W-30 untuk daerah dinginserta tetap memiliki potensi untuk melindungi elemen mesin.
SAE 10W-40
Oli multigrade yang ditujukan untuk melindungi elemen mesin terhadap perubahansuhu udara segala musim. Bisanya oli kelas ini juga cukup memenuhi kategori untuk standarisasiSJ atau SH dari API, atau ILSAC GF-2 untuk driving mothode Gasoline Engine Oils Test.
SAE 20W-50: 
Oli multigrade dengan tujuan untuk perlindungan mesin terhadap wearing phenomena,atau goresan terhadap elemen mesin. Didesign untuk pemakaian pada suhu mesin yang tinggi.Memiliki kemampuan kuat untuk membuat lapisan oli pada permukaan elemen mesin. Bisanya cukupmemenuhi standarisasi dari kategori ILSAC GF-2 untuk driving mothode Gasoline Engine Oils Test. Intinya pikirkan baik2 kebutuhan Oli anda sesuai dg daerah dan kegunaannya Oli Mineral
Oli mineral berbahan bakar oli dasar (base oil) yang diambil dari minyak bumi yang telah diolah dan disempurnakan. Beberapa pakar mesin memberikan saran agar jika telah biasa menggunakan oli mineral selama bertahun-tahun maka jangan langsung menggantinya dengan oli sintetis dikarenakan oli sintetis umumnya mengikis deposit (sisa) yang ditinggalkan oli mineral sehingga deposit tadi terangkat dari tempatnya dan mengalir ke celah-celah mesin sehingga mengganggu pemakaian mesin.  
Oli Sintetis
Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang datang dari bagian terbersih dari pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa ini kemudian dicampur dengan oli mineral. Inilah mengapa oli sintetis bisa dicampur dengan oli mineral dan sebaliknya. Basis yang paling stabil adalah polyol-ester (bukan bahan baju polyester), yang paling sedikit bereaksi bila dicampur dengan bahan lain. Oli sintetis cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif, senyawa yang sangat tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan oksigen sehingga menghasilkan acid (asam). Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli mineral.  
Kekentalan (Viskositas)
Kekentalan merupakan salah satu unsur kandungan oli paling rawan karena berkaitan dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk mengalir. Kekentalan oli langsung berkaitan dengan sejauh mana oli berfungsi sebagai pelumas sekaligus pelindung benturan antar permukaan logam.
Oli harus mengalir ketika suhu mesin atau temperatur ambient. Mengalir secara cukup agar terjamin pasokannya ke komponen-komponen yang bergerak. Semakin kental oli, maka lapisan yang ditimbulkan menjadi lebih kental. Lapisan halus pada oli kental memberi kemampuan ekstra menyapu atau membersihkan permukaan logam yang terlumasi. Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan memberi resitensi berlebih mengalirkan oli pada temperatur rendah sehingga mengganggu jalannya pelumasan ke komponen yang dibutuhkan. Untuk itu, oli harus memiliki kekentalan lebih tepat pada temperatur tertinggi atau temperatur terendah ketika mesin dioperasikan.
Dengan demikian, oli memiliki grade (derajat) tersendiri yang diatur oleh Society of Automotive Engineers (SAE). Bila pada kemasan oli tersebut tertera angka SAE 5W-30 berarti 5W (Winter) menunjukkan pada suhu dingin oli bekerja pada kekentalan 5 dan pada suhu terpanas akan bekerja pada kekentalan 30.
Tetapi yang terbaik adalah mengikuti viskositas sesuai permintaan mesin. Umumnya, mobil sekarang punya kekentalan lebih rendah dari 5W-30 . Karena mesin belakangan lebih sophisticated sehingga kerapatan antar komponen makin tipis dan juga banyak celah-celah kecil yang hanya bisa dilalui oleh oli encer. Tak baik menggunakan oli kental (20W-50) pada mesin seperti ini karena akan mengganggu debit aliran oli pada mesin dan butuh semprotan lebih tinggi.
Untuk mesin lebih tua, clearance bearing lebih besar sehingga mengizinkan pemakaian oli kental untuk menjaga tekanan oli normal dan menyediakan lapisan film cukup untuk bearing.
Sebagai contoh dibawah ini adalah tipe Viskositas dan ambien temperatur dalam derajat Celcius yang biasa digunakan sebagai standar oli di berbagai negara/kawasan.
1. 5W-30 untuk cuaca dingin seperti di Swedia
2. 10W-30 untuk iklim sedang seperti dikawasan Inggris
3. 15W-30 untuk Cuaca panas seperti dikawasan Indonesia
Kualitas oli disimbolkan oleh API (American Petroleum Institute). Simbol terakhir SL mulai diperkenalkan 1 Juli 2001. Walau begitu, simbol makin baru tetap bisa dipakai untuk katagori sebelumnya. Seperti API SJ baik untuk SH, SG, SF dan seterusnya. Sebaliknya jika mesin kendaraan menuntut SJ maka tidak bisa menggunakan tipe SH karena mesin tidak akan mendapatkan proteksi maksimal sebab oli SH didesain untuk mesin yang lebih lama.
Ada dua tipe API, S (Service) atau bisa juga (S) diartikan Spark-plug ignition (pakai busi) untuk mobil MPV atau pikap bermesin bensin. C (Commercial) diaplikasikan pada truk heavy duty dan mesin diesel. Contohnya katagori C adalah CF, CF-2, CG-4. Bila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin diesel berbeda dengan oli mesin bensin karena karakter diesel yang banyak menghasilkan kontaminasi jelaga sisa pembakaran lebih tinggi. Oli jenis ini memerlukan tambahan aditif dispersant dan detergent untuk menjaga oli tetap bersih
Sebagai tambahan, bila oli yang digunakan sudah tipe sintetik maka tidak perlu lagi diberikan bahan aditif lain karena justru akan mengurangi kireja mesin bahkan merusaknya. API mesin bensin
* SM (Current)Diperkenalkan pada 2004. Ditujukan untuk semua jenis mesin bensin yang ada pada saat ini. Oli ini didesain untuk memberikan resistensi oksidasi yang lebih baik, menjaga temperatur, perlindungan lebih baik terhadap keausan, dan mengontrol deposit lebih baik.
* SL (Current)Merupakan katagori terakhir sampai saat ini. Diperkenalkan pada 1 Juni 2001. Oli ini didesain untuk menjaga temperatur dan mengontrol deposit lebih baik. Juga bisa mengkonsumsi oli lebih rendah. Beberapa oli ini juga cocok dengan spesifikasi terakhir ILSAC sebagai Energy Conserving. Untuk mesin generasi 2004 atau sebelumnya
* SJ (Current) : Diperkenalkan untuk mesin generasi 2001 atau lebih tua
* SH (Obsolete): Untuk mesin generasi 1996 atau sebelumnya
* SG (Obselete): Untuk mesin generasi 1993 atau sebelumnya
* SF (Obsolete): Untuk mesin generasi 1988 atau sebelumnya

Selasa, 20 September 2011

PUSH UP


Dada & Perut ’PUSH UP’

Otot perut :
1. rectus abdominis
2. extemal obliques
3. interna/ obliques
4. transverse abdominis
Otot dada :
1. petroralis major
2. anterior deltoid
3. tricepss
Dada :
Otot dada yang utama adalah pectoralis major, yaitu otot yang melebar di depan dada dan berbentuk seperti kipas. Ujung salah satu pectoralis major menempel pada bagian tengah tulang selangka. Bekerja sama dengan antenor deltoid (bagian depan otot bahu) berfungsi menggerakkan tangan ke depan, atas, dan memutar ke dalam. Sedangkan ujung yang lain menempel pada tulang dada (sternum) dan enam tulang rusuk bagian atas, Bagian ini hanya bisa dirangsang ketika terjadi gerakkan tangan ke bawah dan ke depan. Serratus antenor yang terdapat di sisi tulang rusuk. dan pectoralis minor (otot kecil di bawah pectoralis major), keduanya berfungsi menstabilkan tulang bahu ketika Anda menggerakkan tangan ke depan. Sebagai tambahan. triceps ikut berperan saat gerakan mendorong dada.

Perut :
Perut terdiri dari empat kelompok otot. yaitu rectus abdominis. external obliques. internal obliques, dan transverse abdominis. Secara umum, otot-otot perut bekerja sebagai penggerak utama dan penstabil tulang belakang. Rectus abdominis membentang ke atas dan tulang pubis ke tulang dada. External melintang diagonal, dengan arah menurun dan rusuk ke bagian tengah tulang panggul. Internal obliques membentang diagonal ke atas dan panggul ke rusuk. Kedua kelompok obliques bekerja sama dengan rectus abdominis untuk meregangkan dan memutar torso ke samping. Transverse abdominis melintang horizontal dan belakang ke depan, berkontraksi ketika yang lain sedang bekerja, namun tidak dapat bekerja sendiri.
Gerakan yang benar
- Tubuh menelungkup di atas lantai. Kedua telapak tangan siap menahan badan, jari-jaritangan mengarah ke depan. Buka bahu, kontraksikan perut. Kaki lurus, ujung jari-jari kaki menyentuh lantai.
- Angkat tubuh ke atas, posisi tubuh kaku dan rata seperti papan. Gunakan otot dada dan tangan untuk mengangkat tubuh bagian atas. Pusatkan kekuatan pada perut untuk mengangkat bagian perut dan kaki.
- Jaga kepala tetap lurus dengan batang tubuh (torso) saat Anda mengangkat tubuh.
- Perlahan-lahan turunkan tubuh. Tangan lurus menahan tubuh. Lemaskan punggung, jangan sampai bahu cedera. Turunkan tubuh sampai jarak antara dada dan lantai kira-kira 5 cm. Lalu angkat tubuh kembali.
Otot yang bekerja
Petroralis major, anteriordeltoid, triceps

Manfaat
Gerakan ini banyak manfaatnya. Selain memperkuat dan mengencangkan otot-otot di daerah dada, push up juga berguna bagi banu bagian depan, lengan belakang, perut, kaki, pinggul, dan punggung. Bahkan membuat postur tubuh lebih baik.
Petunjuk
- Tatapan mata lurus ke bawah, kepala diangkat jangan dilemaskan. Jaga jarak dagu kira-kira satu kepalan tangan dan dada. Sementara punggung tetap dalam keadaan rata.
- Ketika Anda mengangkat tubuh, hembuskan nafas keluar dan jaga posisi siku rata dengan bahu tetapi tidak terlalu kaku.
- Cobalah satu set terdiri dan 10 repetisi push up. Lakukan dengan benar. Jangan paksakan diri. Bila mampu, lakukan gerakan push up dengan lutut kaki ditekuk menyentuh lantai dan pergelangan kaki di atas.
- Daripada push up 10 kali berturut-turut tapi salah, lebih baik coba gerakan ini satu kali dengan posisi yang baik. Tingkatkan jadi dua kali berturut-turut dan seterusnya. Setelah cukup berlatih Anda akan mampu melakukannya 10 kali berturut-turut tanpa Anda sadari.

Kesalahan yang harus dihindari
- Jangan biarkan perut ’menggantung’ atau punggung melengkung. Ini membebani tulang punggung bagian bawah dan bahu.
- Jangan mengangkat kepala sehingga membebani leher.
- Jangan turunkan badan terlalu jauh hingga bahu lebih rendah dan siku. Ini akan mencederai bahu dan sendi siku. Anda juga akan mengalami kesulitan saat mengangkat tubuh.


SUMBERNYA : CLICK

Rabu, 14 September 2011

IMUNISASI BALITA




Apa itu imunisasi?


Pada saat seorang bayi dilahirkan ke dunia, ia sudah harus menghadapi berbagai 'musuh' yang mengancam jiwa. Virus, bakteri, dan berbagai bibit penyakit sudah siap menerjang masuk ke tubuh yang masih tampak lemah itu.
Imunisasi bertujuan melindungi anak-anak dari penyakit melalui pemberian vaksin dalam bentuk suntikan ataupun sirup. Mendapatkan imunisasi bukan jaminan terhindar dari penyakit. Walau demikian, biasanya penyakit yang diderita menjadi lebih ringan dan cepat membaik. Yang paling penting, ancaman terhadap jiwa jauh berkurang.
Pemberian vaksinasi
Kebanyakan orangtua merasa khawatir terhadap berbagai gejala klinis yang muncul, misalnya demam, setelah anak mendapat vaksinasi. Kekhawatiran ini membuat sebagian dari mereka memutuskan untuk tidak memberikan imunisasi kepada si buah hati tercinta. Bila Anda kebetulan berpikir demikian, ingatlah bahwa keputusan tersebut bisa menghadapkan anak pada bahaya yang jauh lebih besar di kemudian hari.

Jadwal Imunisasi

Bila ingin memberikan imunisasi kepada si buah hati, jangan lupa mengingat waktu pemberian yang tepat. Bila Anda rajin memeriksakan si buah hati, dokter biasanya akan mengingatkan waktu pemberian imunisasi yang akan datang.
Berikut adalah jenis imunisasi yang direkomendasikan di banyak negara. Secara umum tidak ada perbedaan yang menyolok dengan di Indonesia, meski ada beberapa jenis yang tidak (belum) diwajibkan. Untuk jadwal yang diberikan adalah rata-rata karena setiap anak memiliki ciri khas masing-masing. Untuk itu ikuti jadwal yang ditentukan oleh dokter anak anda !
Tabel jadwal imunisasi umum
JADWAL PEMBERIANJENIS VAKSIN
Waktu LahirBCG, HEPATITIS B (DOSIS I)
Umur 1 bulanHEPATITIS B (DOSIS II)
Umur 2 bulanDPT dan POLIO (DOSIS I)
Umur 3 bulanDPT dan POLIO (DOSIS II)
Umur 4 bulanDPT dan POLIO (DOSIS III)
Umur 5 bulanPOLIO (DOSIS IV)
Umur 6 bulanHEPATITIS (DOSIS III)
Umur 9 bulanCAMPAK
Umur 15 bulanMMR
Umur 18 bulanDPT (DOSIS IV), POLIO (DOSIS V)
Kelas 1 SDDT (DOSIS I dan II)

Penjelasan berbagai jenis imunisasi yang bisa diberikan adalah sebagai berikut:

HEPATITIS B

Keterangan singkat

Hepatitis B (HBV) adalah virus yang menginfeksi lever. Bila terkena virus ini akan menjadi pembawa virus yang bisa menularkannya, selain mengalami gangguan berkepanjangan semacam penyakit lever, kanker lever, dll. Vaksin diberikan dengan suntikan.
Vaksin ini memberikan imunitas jangka panjang sampai usia lanjut. Dengan mendapatkan vaksin ini dalam satu seri akan mengurangi secara drastis resiko gangguan pada lever. Untuk itu bagi orang dewasa muda yang belum mendapatkan vaksin ini saat balita sangat dianjurkan untuk memperolehnya.

Jadwal pemberian

Vaksin Hepatitis B diberikan dalam satu seri yang terdiri dari 3 kali suntik.
  • Pertama :
    Bila ibu adalah pembawa virus dalam darahnya, maka vaksin harus diberikan paling lama 12 jam setelah lahir. Tetapi bila ibu bukan pembawa virus, bisa diberikan pada kontrol di bulan pertama atau kedua.
  • Kedua :
    Kalau yang pertama diberikan segera setelah lahir, yang kedua diberikan antara bulan pertama dan kedua. Bila yang pertama diberikan setelah sebulan, maka yang kedua diberikan antara bulan ketiga dan keempat. 
  • Ketiga :
    Diberikan pada usia 6 bulan untuk yang mendapatkan vaksin pertama sebelum usia 1 bulan. Untuk yang mendapatkan vaksin pertama setelah usia 1 bulan, diberikan pada usia antara 6 s/d 18 bulan.

Resiko yang mungkin timbul

Resiko serius yang berkaitan dengan pemberian vaksin HBV sangat jarang terjadi. Biasanya efek samping hanya bagian bekas suntik menjadi kemerah-merahan.

Menunda pemberian

  • Bila anak sakit lebih dari sekedar panas badan ringan.
  • Bila ada reaksi alergi serius terhadap suntikan vaksin.

Setelah pemberian

    Setelah vaksinasi panas badan anak mungkin naik, dan juga daerah sekitar bekas suntikan menjadi merah. Untuk itu anda bisa memakai obat penurun panas (Tempra, Sanmol, dll), dan kompres dengan air hangat bagian bekas suntikan.

DPT (Difteri, pertussis dan tetanus)

Keterangan singkat

Pemberian imunisasi
Vaksin ini akan melindungi tubuh terhadap difteri, tetanus dan pertussis. DPT (DTP) dan DTaP adalah vaksin yang sama, namun bentuknya saja yang berbeda. Vaksin diberikan dengan suntikan.
Pemberian vaksin ini terbukti menghilangkan kemungkinan terkena difteri dan tetanus pada masa kanak-kanak, serta mengurangi secara nyata kasus pertussis. Di beberapa negara maju, pada saat mendaftar, calon murid sekolah harus bisa menunjukkan keterangan telah mendapatkan vaksin ini secara lengkap.

Jadwal pemberian

Diberikan sebagai satu seri yang terdiri dari 5 kali suntik. Yaitu pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 15 s/d 18 bulan dan terakhir saat sebelum masuk sekolah (4 s/d 6 tahun).
Dianjurkan untuk mendapatkan vaksin Td (penguat terhadap difteri dan tetanus) pada usia 11 s/d 12 tahun atau paling lambat 5 tahun setelah imunisasi DTP terakhir. Setelah itu direkomendasikan untuk mendapatkan Td setiap 10 tahun.

Resiko yang mungkin timbul

Seringkali pemberian vaksin ini menimbulkan panas badan ringan atau panas di sekitar bekas suntikan yang diakibatkan oleh komponen pertussis dalam vaksin.

Menunda pemberian :

  • Bila anak sakit lebih dari sekedar panas badan ringan.
  • Bila anak memiliki kelainan syaraf atau tidak tidak tumbuh secara normal, komponen pertussis dari vaksin dianjurkan untuk tidak diberikan danhanya DT (difteri & tetanus) saja.
  • Bila setelah mendapatkan vaksin DTP (DTaP) timbul gejala seperti dibawah konsultasikan dengan dokter anak sebelum mendapatkan vaksin lainnya :
    • kejang-kejang dalam 3 s/d 7 hari setelah imunisasi
    • kejang-kejang yang makin memburuk dibanding sebelumnya apabila pernah mengalaminya
    • reaksi alergi
    • kesulitan makan atau gangguan pada mulut, tenggorokan atau muka
    • panas badan lebih dari 40 derajat Celcius (105 derajat Fahrenheit)
    • pingsan dalam 2 hari pertama setelah imunisasi
    • terus menangis lebih dari 3 jam di 2 hari pertama setelah imunisasi

Setelah pemberian :

Anak mungkin mengalami panas badan ringan dan atau kemerah-merahan di sekitar bekas suntikan. Untuk mencegah panas badan kadangkala dokter anak memberikan resep obat sebelum imunisasi.
Segera hubungi dokter anak anda apabila timbul gejala-gejala seperti diatas.

HIB (Haemophilus Influenza Tipe B)

Keterangan singkat

Pemberian vaksinasi
Vaksin ini ditujukan untuk mencegah meningitis yang pada sebagian besar kasus disebabkan oleh bakteri haemophilus influenza tipe b. Vaksin diberikan dengan suntikan.
Dengan mendapatkan vaksin ini secara lengkap, terbukti bahwa 90% balita memiliki kekebalan terhadap bakteri haemophilus influenza tipe b. Selain meningitis, vaksin ini akan meningkatkan kekebalan terhadap pneumonia, pericarditis dan infeksi darah dan tulang yang disebabkan oleh bakteri.
Di beberapa negara maju, pada saat mendaftar calon murid sekolah harus bisa menunjukkan keterangan telah mendapatkan vaksin ini secara lengkap.

Jadwal pemberian

Diberikan pada usia 2 bulan, 4 bulan dan sekitar 6 bulan. Setelah itu diberikan sebagai penguat pada usia 12 s/d 15 bulan.

Resiko yang mungkin timbul

Sangat sedikit sekali efek sampingan yang pernah ditemukan, kecuali kemerah-merahan dan nyeri pada bagian bekas suntikan atau panas badan ringan.

Menunda pemberian

  • Bila anak sakit lebih dari sekedar panas badan ringan.
  • Bila ada reaksi alergi setelah imunisasi, maka pemberian vaksin Hib berikutnya harus dihentikan.

Setelah pemberian

Persiapkan obat-obatan untuk penurun panas badan ringan.

POLIO

Keterangan singkat

Infeksi polio potensial menyebabkan gangguan permanen pada anak. Dengan vaksin ini 90% anak memiliki kekebalan terhadap polio. Vaksin diberikan dengan suntikan (IPV) dan melalui mulut (OPV). IPV mengandung virus polio yang sudah tidak aktif, sedang OPV mengandung virus polio hidup yang sudah dilemahkan dan aman untuk tubuh.

Jadwal pemberian

Diberikan pada usia 3 bulan, 4 bulan, 5 bulan, 12 s/d 18 bulan dan saat sebelum masuk sekolah (4 s/d 6 tahun).
Imunisasi pertama dan kedua adalah IPV sedang dua terakhir dengan OPV. Namun apabila tidak ada gangguan dianjurkan untuk mendapatkan vaksin semuanya secara IPV. Untuk itu konsultasikan dengan dokter anak anda mana yang terbaik untuk kasus anak anda.

Resiko yang mungkin timbul

Bagi anda yang belum pernah mendapatkan imunisasi polio pada saat balita dianjurkan untuk imunisasi dengan IPV sebelum anak anda mendapatkan vaksin polio secara OPV. Ini untuk mencegah penularan virus polio hidup yang terkandung dalam vaksin OPV ke anda.

Menunda pemberian

Apabila anak memiliki gangguan kekebalan tubuh, vaksin IPV lebih baik daripada OPV. Sebagai catatan, untuk anak-anak tipe ini harus dihindari kontak dengan anak lain yang baru saja menerima vaksin OPV sampai sekitar 2 minggu setelah vaksinasi.
Vaksin IPV tidak boleh diberikan kepada anak yang memiliki alergi serius terhadap antibiotika neomycin atau streptomycin. Untuk itu sebaiknya diberikan vaksin tipe OPV.

Setelah pemberian

Untuk IPV, sering menimbulkan panas badan ringan dan nyeri atau kemerah-merahan di sekitar bekas suntikan. Untuk OPV tidak ada gejala pasca imunisasi apapun.

MMR / CAMPAK

Keterangan singkat

Vaksin MMR memberikan kekebalan terhadap measles (campak), numps dan rubella.

Jadwal pemberian

Diberikan sebagai satu seri yang terdiri dari dua kali pemberian. Yaitu pada usia 12 s/d 15 bulan dan saat sebelum masuk sekolah (4 s/d 6 tahun) atau pada usia 11 s/d 12 tahun.

Resiko yang mungkin timbul

Jarang sekali timbul masalah serius akibat vaksin ini.

Menunda pemberian

  • Bila anak sakit lebih dari sekedar panas badan ringan.
  • Bila memiliki alergi terhadap telur atau antibiotika neomycin.
  • Bila menerima gamma globulin dalam selang waktu 3 bulan sebelum imunisasi.
  • Bila memiliki gangguan kekebalan tubuh akibat kanker atau sedang menjalani terapi kemo atau radiasi.

Setelah pemberian

Seperti vaksin lainnya cukup siapkan obat penurun panas, apabila tidak ada gejala lain yang serius.

CACAR

Keterangan singkat

Vaksin ini memberikan kekebalan terhadap penyakit cacar (varicella / chicken pox) yang sering menyerang anak-anak. Diberikan dengan suntik.
Penerima vaksin ini memiliki kekebalan 70 s/d 90% terhadap virus cacar. Bila terjangkit sekalipun hanya akan mengalami demam ringan.

Jadwal pemberian

Diberikan satu kali pada usia 12 bulan atau lebih.

Resiko yang mungkin timbul

Jarang ditemui adanya reaksi berlebihan terhadap vaksin ini. Gejala demam ringan mungkin timbul dalam jangka waktu 1 bulan setelah imunisasi untuk beberapa hari, namun tidak diperlukan penanganan khusus karena akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari.

Menunda pemberian

  • Bila anak sakit lebih dari sekedar panas badan ringan.
  • Bila memiliki alergi terhadap telur atau antibiotika neomycin.
  • Bila menerima gamma globulin dalam selang waktu 3 bulan sebelum imunisasi.
  • Bila memiliki gangguan kekebalan tubuh akibat kanker atau sedang menjalani terapi kemo atau radiasi.

Setelah pemberian

Seperti vaksin lainnya cukup siapkan obat penurun panas, apabila tidak ada gejala lain yang serius.

BCG

Keterangan singkat

Vaksin ini memberikan kekebalan terhadap virus TBC. Di beberapa negara maju vaksin ini kadangkala tidak diwajibkan. Namun apabila ada kemungkinan anak kembali atau berkunjung ke tanah air, minta kepada dokter anak anda. Sebab Indonesia masih merupakan daerah endemi TBC yang tinggi di dunia.

Jadwal pemberian

Diberikan satu kali pada usia 2 bulan.

Resiko yang mungkin timbul

Jarang ditemui adanya reaksi berlebihan terhadap vaksin ini.

Menunda pemberian

Bila anak sakit lebih dari sekedar panas badan ringan.

Setelah pemberian

Seperti vaksin lainnya cukup siapkan obat penurun panas, apabila tidak ada gejala lain yang serius.

RV-TV

Keterangan singkat

Vaksin ini memberikan kekebalan terhadap rotavirus. Ini termasuk vaksin baru yang dimulai pemakaiannya pada Agustus 1998 di Amerika. Diberikan melalui mulut.
Vaksin ini masih belum terlalu luas pemberiannya dan tidak diwajibkan.

Jadwal pemberian

Diberikan sebagai satu seri yang terdiri dari 3 kali pemberian. Yaitu pada usia 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan.

ASMA

Keterangan singkat

Khusus untuk anak-anak yang mengidap asma, disarankan untuk mendapatkan vaksin influenza dan pneumonia. Ini akan memberikan perlindungan terhadap virus influenza dan pneumonia.

RABIES

Keterangan singkat

Untuk anak-anak yang digigit binatang yang tidak jelas atau liar. Ada baiknya bila digigit hewan-hewan ini segera mendapatkan vaksin rabies.
sumber: disini