METODE PARALAKS
TUJUAN
• Menentukan kedalaman benda asing pada organ yang mempunyai ketebalan pada kemungkinan mengalami pergerakan
• Contoh : abdomen, rongga thorax
Persiapan alat :
• Pesawat X-ray yang dilengkapi dengan fluoroskopi. Lokalisir yang terdiri dari 10 strip dengan masing-masing strip berjarak 1 cm dengan logam Pb pada tiap titik-titik, ring, selotip, marker, penggaris, spidol/tinta penanda, jangka sorong, kaset dan bucky, pinset.
PRINSIP KERJA
• Memanfaatkan penggambaran obyek dengan sudut pandang berbeda
• Memanfaatkan sinar oblik
• Satu film 2 (dua) kali ekspose
TEKNIK PEMOTRETAN
• Pasien diposisikan senyaman mungkin dan harus sama dengan posisi pembedahan, dan diupayakan terdekat dengan lokasi benda asing
• Daerah masuknya benda asing diflouroskopi
• Terawang benda asing hingga jelas dan letakkan ring tepat superposisi dengan benda asing
TEKNIK PEMERIKSAAN
• Bila benda asing tegak lurus dengan ring, plaster ring hingga permanen dan tidak berubah
• Pertengahan marker sebagai MSS (Marker Skin Survace) yang merupakan daerah yang tegak lurus dengan posisi benda asing
• Lanjutkan dengan pembuatan radiografi biasa dengan posisi sebagai berikut :
TEKNIK PEMOTRETAN
• Lokalisir diletakkan sejajar dengan MSS
• Atur TSD (tube Shift Distance) sejauh 1/10 FFD
• Pergerakan tabung diatur tegak lurus dengan arah lokalisir
• Radiograf dibuat dengan CP1 (T1) s/d CP2 (T2) berjarak sama dari MSS dengan total CP1-CP2 = 1/10 FFD SEHINGGA :
• CP1 – MSS = MSS – CP2 = ½ X 1/10 FFD
• T1 = posisi Tube 1 , T2 = Posisi Tube 2
• Pemotretan dilakukan dua kali eksposi dalam satu film
• Arah tabung pada pemotretan 1 dan 2 vertical tegak lurus
• Luas lapangan diatur sehingga obyek dan lokalisir masuk dalam film
• Pengaturan faktor eksposi :
• Kv eksposi 1 dan 2 sama
• Mas eksposi 1 dan 2 adalah ½ mas total yang diperlukan
EVALUASI RADIOGRAF
• Radiograf yang dihasilkan akan tampak gambaran benda asing tergambar 2 buah
• Radiograf titik-titik pada lokalisir akan tampak 2 lubang dari titik-titik yang berjarak 1-10 cm
EVALUASI RADIOGRAF
• CARA MENENTUKAN KEDALAMAN BENDA ASING :
• Gunakan jangka sorong, kemudian cari jarak yang sama antara pergeseran bayangan benda asing dengan pergeseran gambaran pada titik-titik pada lokalisir.
METODE TRIANGULASI
• TUJUAN; MENENTUKAN KEDALAMAN BENDA ASING PADA ORGAN / DAERAH YANG TEBAL, TETAPI TIDAK BERONGGA . CONTOH : PELVIS
PERSIAPAN ALAT :
• PESAWAT SINAR-x
• KASET DAN FILM
• MISTAR / METERAN PENGUKUR
PRINSIP KERJA
• Menggunakan prinsip sinar oblik
• Kedalaman benda asing dihitung berdasarkan prinsip “segitiga kongruen”
• Ekspose 2 (dua) kali dalam satu film dengan posisi tabung yang berbeda
• Tidak memerlukan alat bantu fluoroskopi maupun lokalisir
TEKNIK PEMOTRETRAN
• Pemotretan 1 dilakukan dengan CP pada titik tertentu (biasanya sebagai patokan MSS adalah titik masuknya benda asing)
• Pemotretan 2 dibuat dengan CP diatur pada jarak T1-T2 = 1/10 FFD
• Lakukan ekspose T1 dan T2 pada satu film
• Faktor eksposi diatur :
• T1 : KV sesuai standar obyek, mAs ½ total yang diperlukan
• T2 : KV sesuai standar obyek, mAs ½ total mAs yang diperlukan
PRINSIP GEOMETRI
• TSD : Tube Shift Distance (jarak pergeseran tabung dan pemotretan 1 dan ke 2)
• ISD : Image Shift Distance (jarak pergeseran bayangan)
• SID : Source Image Distance (Jarak antara tabung dengan film)
• d : kedalaman benda asing dari film
Tidak ada komentar:
Posting Komentar