Mengisi liburan
pada cuaca panas memang paling asyik dihabiskan di air. Sekedar bermain air,
berenang, atau berendam, sudah bisa membuat hati gembira. Namun para penggemar
wisata air ini mesti mewaspadai infeksi telinga luar atau otitis eksterna akut.
Penyakit ini juga lazim disebut swimmer's ear.
Sesuai dengan
namanya, swimmer's ear memang paling banyak diderita oleh orang yang
banyak beraktivitas di air, seperti perenang. Infeksi ini terjadi karena adanya
air yang terperangkap pada liang telinga yang bercampur dengan wax,
sehingga liang telinga menjadi basah dan lembab. Kondisi ini memperbesar
peluang pertumbuhan bakteri.
Menurut data
terbaru Center for Disease Control (CDC) Amerika, dari 1.000 orang, 8,1 orang
berobat ke dokter karena swimmer's ear. Setiap tahunnya infeksi ini
menghabiskan dana hingga 500 juta dollar Amerika.
Anak-anak usia 5-9
tahun merupakan kelompok yang paling rentan menderita swimmer's ear.
Di urutan kedua adalah kelompok remaja usia 10-14 tahun. Pada orang dewasa
penyakit ini agak jarang karena kekebalan tubuhnya lebih baik. Antara tahun
2003-2007, 53 persen pasien yang berobat karena infeksi ini paling tua berusia
20 tahun.
Swimmer's ear paling sering terjadi pada orang yang berenang di
suhu hangat dan lingkungan yang lembab. Menurut para ahli, makin banyak waktu
yang dihabiskan di air dan menyelam atau memasukkan kepala ke air, makin besar
peluangnya menderita infeksi telinga luar.
Gejala awal swimmer's
ear antara lain telinga terasa penuh dan gatal. Bagian dalam telinga juga
terasa bengkak dan terasa nyeri terutama ketika kepala digerakkan. Pada tahap
lanjut akan muncul bau busuk dan keluar cairan kekuningan dari telinga.
Segera periksakan
diri ke dokter jika mulai mengalami gejala-gejala infeksi telinga. Dokter akan
memberikan obat-obatan penghilang nyeri.
Sumber: Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar