Cari Blog Ini

Jumat, 17 Juni 2011

SKULL RADIOGRAFY



1.    SKULL

a.     LATERAL PROJECTION
Klinis :
-          Fracture, neoplastic proscess, Paget’s disease, infeksi, tumor, degenerasi tulang.
-          Pada kasus trauma gambaran skull lateral akan menampakkkan fractur horisontal, air-fluid level pada sinus sphenoid, tanda-tanda fracture basal cranii apabila terjadi perdarahan intracranial.
PERSIAPAN PASIEN  :
-          Lepaskan semua bahan logam, plastik, dan benda-benda lain yang dapat mengganggu gambaran pada daerah kepala.
PERSIAPAN ALAT :
-          Kaset dan film 24 x 30 cm    - alat fiksasi
Grid/lysolm  
         POSISI PASIEN :
   Prone, atau duduk tegak, recumbent, semiprone (Sim’s) Position.
         POSISI OBYEK :
   - atur kepala true lateral, dengan bagian yang akan diperiksa dekat dengan IR. Tangan yang sejajar dengan bagian yang diperiksa berada didepan kepala, dan bagian yang lain lurus dibelakang tubuh.
   - atur MSP pararel terhadap IR, pastikan tidak ada rotasi maupun tilting.
   - atur interpupilary line tegak lurus IR, pastikan tidak ada tilting pada kepala.
   - atur agar IOML // dengan IR
         CR      : tegak lurus IR
         CP       : 2 inchi ke superior MAE
         SID MIN        : 100cm
         Tahan nafas pada saat eksposi.
         Catatan : pada pasien dengan posisi recumbent pemberian fiksasi dibawah dagu akan membantu agar posisi dapat true lateral.
         Struktur yang ditampakkan :
    bagian yang menempel dengan film ditampakkan dengan jelas. Sella tursika, mencakup anterior dan posterior clinoid dan dorsum sellae ditampakkan dengan jelas. 


b.    PA AXIAL (CADWELL METHOD)
         KLINIS :
   - skull fracture (medial dan lateral displacement), neoplastic process, dan paget’s disease
         POSISI PASIEN :
   prone atau erect position
         POSISI OBYEK :
   - atur hidung dan os frontal menempel pada meja/permukaan bucky.
   - fleksikan leher agar OML tegak lurus IR
   - atur MSP tegak lurus pertengahan grid atau meja/permukaan bucky untuk menghindari rotasi atau tilting pada kepala.
         CR   : 15 derajat caudad menuju nasion
         CP        : os occ. Menuju ke nasion
         FFD : 100 cm (40 inchi)
         Tahan nafas saat eksposi  
         Catatan  :
      - alternatif penyudutan sinar 25- 30 derajat ke caudad untuk dapat menunjukkan supra orbital fissure (tanda panah hitam) dan bagian inferior orbital.
      - semakin kecil penyudutan arah berkas sinar ke caudad dan atau semakin besar sudut saat leher flexi maka pyramida petrous akan tampak pada bagian superior orbita.
      - alternatif AP AXIAL PROJECTION : untuk pasien yang tidak dapat diposisikan PA (pada pasien trauma), proyeksi AP Axial dengan penyudutan 15 derajat ke cephalad dapat dilakuka dengan OML tegak lurus IR.
         STRUKTUR YANG DITAMPAKKAN :
      - greater and lesser sphenoid wings, frontal bone, superior orbital fissure, frontal dan anterioor ethmoid sinuses, superior orbital margin, dan crista galli.
      - PA dengan 25- 30 derajat caudad : tampak foramen rotundum pada masing-masing inferior orbital rim dan superior orbital fissure tampak dalam orbital.
   - PA dengan 15 derajat caudad :
   pyramida petrouse tampak dikuadran 3 orbital, superior orbital margin tampak tidak superposisi.

c.      PA AXIAL (HASS METHOD)
Klinis :
      - occipital bone, petrous pyramid, dan foramen magnum dengan dorsum sellae serta posterior clinoid tampak jelas.
Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan alternatif apabila pasien tidak dapat memflexikan leher mereka pada proyeksi TOWNE. Pemeriksaan ini menghasilkan gambaran occipital  dengan magnifikasi yang lebih besar tetapi memberikan dosis radiasi yang lebih rendah pada daerah facial serta kelenjar thyroid.
      hal ini tidak diajurkan saat tulang occipital menjadi obyek utama karena magnifikasi yang lebih besar. 
         POSISI PASIEN
      - prone atau erect
         POSISI OBYEK :
      - atur hidung dan os frontal menempel pada permukaan meja/bucky.
      - fleksikan leher. Atur OML tegak lurus terhadap IR
      - atur MSP kepala sejajar dengan pertengahan grid.
      - pastikan tidak ada rotasi/tilting (MSP tegak lurus terhadap IR) 
         CR      : 25 derajat cephalad
         CP : sinar menuju MSP melewati MAE
         FFD    : 100 cm
         Tahan nafas saat eksposi
         Struktur Yang ditampakkan :
      occipital bone, petrous pyramid, dan foramen magnum, dengan dorsum sellae dan posterior clinoid tampak berada pada foramen magnum

d.    AP Axial (Town method)
Klinis :
      Pada pemeriksaan sella tursika metode ini dilakukan untuk menunjukkan adanya pituitary adenomas. 
Shielding : lindungi daerah leher ke bawah
         POSISI PASIEN :
      supine atau erect
         POSISI OBYEK  :
      - atur bagian kepala posterior menempel meja/permukaan bucky
   - fleksikan leher agar IOML tegak lurus IR
      - atur MSP tegak lurus midline grid atau meja/permukaan bucky.
         CR                  :
      - 30 derajat ke caudad apabila OML tegak lurus IR
      - 37 derajat ke caudad apabila IOML tegak lurus IR
         CP                   : 1,5 inchi (4 cm) superior glabella.
         Tahan nafas saat eksposi
         Struktur yang ditampakkan :
      - dorsum sellae, anterior dan posterior clinoid process (tergantung pada CR angulation), foramen magnum, petrous ridge, dan occipital bone.
      - 37 derajat : dorsum sella dan posterior clinoid process tampak berada pada foramen magnum.
      - 30 derajat : anterior clinoid tampak dengan jelas, jauh dari kedua petrous ridge, berada diatas foramen magnum, dorsum sellae tampak diatas foramen magnum, superimposisi dengan occipital bone.

e.      LATERAL POSITION(R OR L LAT: SELLA TURCICA)
         KLINIS :
      Adenoma pituitary
         SDA LAT POSITION SKULL kec CP dan luas lapangan kolimasi yang diberikan.
         CP : ¾ inchi (2 cm) anterior dan ¾ inchi (2 cm) superior MAE
         STRUKTUR YANG DITAMPAKKAN :
      - sella tursika, anterior dan posterior processus clinoideus, dorsum sellae dan clivus.              

f.      SUBMENTOVERTEX
         Penting :
      harus diketahui adanya indikasi fracture pada tulang-tulang cervical atau subluxsasi pada pasien dengan kasus trauma sebelum pemeriksaan ini dilakukan.
         Klinis  :
      kelainan patologi tulang pada daerah basal (inner temporal bone structure), basal skull fracture
         POSISI PASIEN
      erect atau supine
      posisi duduk biasanya lebih nyaman untuk pasien, dimana bucky stand vertical. 
         POSISI OBYEK
      - hyperekstensikan leher hingga IOML // IR/permukaan bucky
      - vertex menempel pada kaset
      - atur MSP tegak lurus meja/permukaan bucky, pastikan tidak ada rotasi ataupun tilting.
      SUPINE : ekstensikan leher pasien dengan kepala berada ditepi meja, ganjal kaset dan grid. Apabila hal ini tidak mungkin dilakukan, maka ganjal tubuh pasien dengan menggunakan bantal sehingga pasien dapat mengekstensikan leher dan vertex menyentuh permukaan meja.
      ERECT : apabila pasien tidak dapat mengekstensikan leher secara maksimal, maka atur kepala agar IOML tegak lurus terhadap IR. Atur kemiringan IR sesuai dengan kemampuan ekstensi leher pasien.
Posisi ini sangat tidak nyaman, sehingga usahakan agar pemeriksaan dilkakukan dengan waktu sesingkat mungkin
         CR      : Tegak lurus IOML
         CP       : 4 cm inferior sympisis mentale setinggi MAE (pada pertengahan kedua angulus mandibula).
         FFD    : 100 cm
         Tahan nafas saat eksposi
         Struktur yang ditampakkan :
      arc zygomaticum


         BASIC AND SPECIAL PROJECTION:
      SKULL SERIES :
      BASIC :
      - AP Axial (Towne Methode)
      - Lateral
      - PA Axial 15 derajat (Cadwell methode) atau PA Axial 25-30 derajad
      - PA
      SPESIAL :
      - Submentovertex (SMV)
      - PA AXial (HAas Methode) 
         Sella Tursika:
      BASIC :
      - Lateral projection
      - AP Axial (Towne methode)  

2.    FACIAL BONE

BASIC AND SPECIAL PROJECTION
l  Facial Bone  (orbits) :
            BASIC :
            - lateral
            - Parietoacanthial(Water’s methode) 
            - PA (CAdwell methode)
            SPECIAL :
            - Modifikasi Parietoacanthial (modifikasi methode Water’s)
 NASAL BONE  :
            BASIC :
            - Lateral
            - Parietoacanthial (water’s Methode)
            SPECIAL :
            - Superoinferior (axial)
l  Foramen opticum
            BASIC :
- Parietoorbital (Rhese Method)
            - Parietoacanthial (Water’s Method)
            SPECIAL :
- Modifikasi parietoacanthial (Modifikasi Water’s Method)
           
l  MANDIBULA
            BASIC :
            - axiolateral
             - PA ( 0 derajat atau 20-25 derajat)
            -AP Axial (Towne methode)
            SPECIAL :
            - SMV
            - Panorex  
l  TMJs
            BASIC :
            - AP Axial (modifikasi Towne)
            SPECIAL :
- Axiolateral 15 derajat oblique (modifikasi Law Method)
            - Axiolateral (SCHULLER method)
            - PAnorex

A.   PARIETOACANTHIAL (WATER'S METHOD)
PATHOLOGY yang ditampakkan :
        fracture ( particuly blowout, tripod, dan leforte fracture), neoplastic/infamasi process, foreign body (CA).
POSISI PASIEN :
        Erect atau Prone
POSISI OBYEK :
        - Ekstensikan leher, dagu menempel pada permukaan meja/bucky
        - atur kepala sehingga MML (mentomeatal Line) tegak lurus bidang IR. OML mmembentuk sudut 37 derajat terhadap meja/permukaan bucky.
        - MSP kepala pada pertengahan grid atau permukaan meja/bucky, perhatikan adanya rotasi/tilting pada kepala.
l  CR      : Atur CR tegak lurus terhadap IR,                          menuju acanthion
l  FFD    : 100 cm
l  Tahan Nafas saat eksposi
l  Struktur yang ditampakkan :
        - inferior orbital rim, maxillae, nasal septum, zygomaticum bone, arcus zygomaticum, dan anterior nasal spine.

B.    PARIETOORBITAL PROJECTION (RHESE METHOD)
l  Kelainan yang ditampakkan :
        kelainan tulang di daerah foramen opticum.
        merupakan foto perbandingan.
l  Posisi Pasien :
        erect atau supine
l  Posisi Obyek
        - posisikan dagu,pipi dan hidung menempel pada meja/permukaan bucky
        -rotasikan kepala sehingga MSP membentuk sudut 53 derajat terhadap IR
        - posisi acanthiomeatal line tegak lurus terhadap bidang kaset .
l  CR      : atur CR tegak lurus terhadap IR
l  CP       : os occipital menuju kuadran 3 foramen orbita.
l  FFD    : 100 cm
l  Tahan nafas saat eksposi
l  Struktur yang ditampakkan :
        - tampak gambaran optical kanal yang dekat dengan kaset dan tidak ada distorsi gambaran. 

C.   PARIETOACANTHIAL PROJECTION (RHESE METHOD)
l  Kelainan yang ditampakkan :
        - kelainan tulang pada foramen opticum, kedua foramen dilakukan pemeriksaan untuk melakukan perbandingan (comparisson study)
l  Posisi Pasien
        - erect atau prone
l  Posisi Obyek
        - posisikan pipi, dagu dan hidung menempel menghadap meja/permukaan bucky.
        - rotasikan kepala sehingga MSP membentuk sudut 53 derajat terhadap permukaan bucky / meja.
        - posisikan acantiomeatal line tegak lurus IR
CR  : tegak lurus IR menembus bagian bawah foramen orbita
l  CP       : kuadran 3 foramen orbita.
l  Tahan nafas saat eksposi dilakukan
l  Struktur yang ditampakkan :
        foramen opticum yang tampak adalah yang dekat dengan kaset (IR). Tidak ada distorsi pada gambaran foramen opticum

D.   AXIOLATERAL PROJECTION (MANDIBLE)
l  Kelainan yang ditampakkan :
l  Posisi Pasien :
        erect atau supine 
l  Posisi Obyek :
        - atur kepala pada posisi lateral bagian yang diperiksa dekat dengan IR
        - jika memungkinkan usahakan pasien menutup rapat mulutnya.
        - ekstensikan leher agar dagu tidak menempel dengan tulang leher.
        - rotasikan kepala agar obliqeu terhapap kaset. Besarnya penyudutan pada posisi oblique tergantung pada bagian mana yang akan ditampakkan.
        - kepala true lateral akan menampakkan ramus dengan jelas
        - 30 derajat rotasi terhadap IR akan menampakkan body
        - 45 derajat rotasi akan menampakkan mentum dengan baik
        - 10 – 15 derajat akan menunjukkan keseluruhan mandibula dengan baik.
CR              : 25 derajat ke chepalad dari IPL
FFD            : 100 cm
Struktur yang ditampakkan :
        ramus, condilar dan coronoid processus, body, dan mental mandibula yang dekat dengan kaset. 

E.    PA / PA AXIAL PROJECTION (MANDIBLE)
l  Kelainan yang ditampakkan :
        fracture dan neoplastic/inflamantory process dari mandibula
l  Posisi Pasien   : 
        prone atau erect
l  Posisi Obyek              :
        - atur os frontal dan hidung menghadap meja/permukaan bucky.
        - atur dagu agar OML tegak lurus IR
        - atur MSP tegak lurus pertengahan grid atau meja/permukaan bucky (pastikan tidak ada rotasi/tilting pada kepala).
        - pertengahan kaset //pertengahan CR
-          CR      :
-          PA       : Atur CR tegak lurus IR menembus pertengahan kedua bibir.
-          PA axial          : penyudutan 20- 25 derajat centre menembus acanthion.
-          Struktur yang ditampakkan :
        - PA : ramus mandiula dan sisi lateral body.
        - PA axial : Daerah TMJ dan condylar head tampak berimposisi dengan mastoid process, condylus process tampak dengan baik tanpa ada elongasi yang cukup besar


3.   MASTOID
ž   
Basic :
ž  Axiolateral oblique (Modified Law)
ž  Axiolateral oblique (Stenver’s)
ž  AP Axial (Town)

ž  Special :
ž  Axialateral (Schuller)
ž  Axiolateral oblique (Arcelin—reverse Stenvers)
ž  Axiolateral Oblique (Mayer method and Owen modification)
A.   AXIOLATERAL OBLIQUE PROJECTION (MODIFIED LAW METHOD)
ž Kelainan yang ditampakkan :
- proyeksi ini menampakkan beberapa kelainan pada processus mastoideus.
kedua sisi diperiksa sebagai perbandingan.
-         POSISI PASIEN :
Erect atau prone . Tekuk daun telinga pada mastoid yang diperiksa untuk mengurangi superimposisi dengan mastoid.
ž POSISI OBYEK :
- letakkan sisi lateral kepala menempel meja/permukaan bucky dengan bagian yang akan dperiksa berada dekat dengan IR. Tubuh dioblique kan untuk membuat pasien bisa senyaman mungkin.
- atur MSP pararel dengan bidang permukaan meja/bucky. Dari posisi lateral, obliqkan wajah 15 derajat terhadap IR. Hindari tilting dengan mengatur Interpupilary line tegak lurus permukaan meja/bucky.
- atur dagu agar IOML tegak lurus pada tepi depan IR
CR     : 15 derajat ke caudad
CP     : 1 inchi posterior dan 1 inchi superior MAE yang jauh dari IR.
FFD   : 100 cm 
ž STRUKTUR YANG DITAMPAKKAN :
tampak gambaran mastoid air cell dan struktur tulang yang dekat dengan IR

B.    AXIOLATERAL OBLIQUE (STENVER’S Method)
ž Kelainan yang ditampakkan :
Proyeksi ini menampakkan beberapa kelainan pada tulang temporal (spt acoustic neuroma), yang menyebabkan IACs (Internal acoustic canals) tampak asimetris.
ž Dibuat foto perbandingan kanan dan kiri.
ž Posisi Pasien :
Prone atau erect 
Posisi Obyek :
ž Atur dagu sehingga IOML tegak lurus terhadap IR
ž Rotasikan kepala 45 derajat dan bagian yag diperiksa berada dekat dengan IR.
ž Atur mastoid bagian bawah berada pada pertengahan IR.
Central Ray (CR) :
ž 12 derajat ke cephalad
CP : 3 hingga 4 inchi (7 hingga 10 cm) posterior, dan    ½ inchi (1,25 cm) inferior permukaan MAE, menuju ke mastoid process yang dekat dengan IR.
FFD : 100 cm (40 inchi)
ž Struktur yang ditampakkan :
Petrous pyramid, labirynth tulang, cavity tympany, internal auditory canal, dan mastoid air cells ( dengan mastoid tips) tidak superposisi dengan tulang temporal.
ž Posisi yang benar akan menampakkan condylus mandibular mengalami superimposisi dengan tulang cervical, internal acousticus canal, cochlea, dan semicircularncanals (bony labyrithm) tampak dibawah petrous ridge, processus mastoideus tampak berada di bawah cranial margin, posterior margin dari ramus mandibula superimposisi dengan bagian posterior tulang cervical.

C.   AXIOLATERAL OBLIQUE--ANTERIOR PROFILE ARCELIN METHOD (REVERSE STEVERS METHOD)
Kelainan yang ditampakkan :
  patologi yang ditampakkan pada daerah    temporal seperti acoustic neuroma.
Proyeksi ini diperuntukkan bagi pasien yang tidak dapat diposisikan prone seperti pada proyeksi PA oblique (Stenvers).
Selalu dilakukan foto perbandingan.
ž Posisi Pasien :
erect atau supine
ž Posisi Obyek :
ž Rotasikan kepala 45 derajat dengan bagian yang diperiksa jauh dari kaset (sisi yang dielevasi adalah sisi yang akan ditampakkan).
ž Atur dagu, sehingga IOML tegak lurus permukaan meja/bucky.
ž Atur daerah mastoid agar berada pada pertengahan IR
ž CR : 10 derajat ke caudad
ž CP : 1 inchi (2,5 cm) anterior dan ½ inchi (2cm) superior dari permukaan MAE yang dielevasi.
ž FFD  : 100 cm (40 inchi)
ž STRUKTUR Yang ditampakkan : 
Sisi petrous ridge yang dielevasi tampak karena posisi ini pararel terhadap IR. TMJ yang dielevasi akan tampak di sisi anterior mastoid air cell yang ditampakkan.

D.   AXIOLATERAL OBLIQUE MAYERS METHOD DAN OWEN MODIFIKASI
ž  Patologi yang ditampakkan :
            Kelainan daerah mastoid (OMSK).
ž  Posisi Pasie :
            Erect atau supine
ž  Posisi Obyek :
ž  Atur dagu, sehingga IOML tegak lurus terhadap IR
ž  Rotasikan kepala 45 derajat dengan daerah yang duperiksa dekat dengan IR.
ž  Atur mastoid yang dekat dengan film berada pada pertengahan permukaan meja/bucky.
ž  CR      : 45 derajat ke caudad
ž  CP       : 3 inchi (7,5 cm) diatas superciliary arch, menuju setinggi 1 inci (2,5cm) anterior tepi bawah MAE.
ž  FFD    : 40 inchi (100cm)
ž  Alternatif Owen modification :
            pada proyeksi ini rotasi kepala berkisar antara 30-40 derajat dari sisi lateral dan CR berkisar 30-40 derajat ke caudad. 
ž  STRUKTUR YANG DITAMPAKKAN :
            Tampak bagian tepi bawah petrous ridge, yang mencakup tepi bawah mastoid air cell dan struktur tulang labyrinth.

E. Teknik Radiografi Skull (Mastoid : Proyeksi Axiolateral Schuller Method)

- Patologi yang ditampakkan Proyeksi ini menampakkan beberapa kelainan pada processus mastoideus. kedua sisi diperiksa sebagai perbandingan.

- Persiapan Alat
• Pesawat Sinar-X
• Kaset dan Film 18 x 24
• Marker
• Lysolm
• Gonad shield

- Persiapan Pasien: Instruksikan pasien untuk melepaskan benda-benda logam pada daerah kepala

- Posisi Pasien: Semiprone

- Posisi Obyek
• Atur MSP sejajar dengan meja/permukaan bucky
• Atur interpupilary line tegak lurus terhadap meja/permukaan bucky
• Lipat daun telinga yang terdekat dengan IR
• Pastikan tidak ada rotasi ataupun tilting




- Central Ray: 25 derajat  ke Caudal

- Central Point: 1½ (4 cm) inci superior dan 1½ (4 cm) posterior MAE

- FFD: 40 inci (100 cm)
- Tahan nafas saat eksposi
- Struktur yang ditampakkan : Tampak Os mastoid yang dekat dengan kaset


KRITERIA GAMBARAN
  • Tampak bagian os mastoid dan sebagian os petrosum dipertengahan film
  • Mastoid air cells tampak di bagian posterior petrous ridge
  • TMJ tampak di bagian anterior petrous ridge
  • Bagian mastoid dan petrossum yang tidak diperiksa terproyeksi di bagian inferior
  • Tampak marker R/L di tepi film



 




4.    SINUS

PROYEKSI DASAR
¢  Lateral
¢  PA (Caldwell)
¢  Parietoacanthial ( WATERS Method )
¢  KHUSUS :
¢  SMV
¢  Parietoacanthial (waters open mouth)


A.   PARIETOACANTHIAL (WATERS METHOD)

¢  PATOLOGI YANG DITAMPAKKAN :
inflamantory condition (sinusitis, secondary osteomyelitis) dan polyp sinus.
¢  POSISI PASIEN :
Erect
¢  POSISI OBYEK :
¢  Ekstensikan leher, atur dagu dan hidung menghadap permukaan meja/bucky.
¢  Atur kepala sehingga MML (mentomeatal line) tegak lurus terhadap IR, OML akan membentuk sudut 37 derajat terhadap bidang IR.
¢  Atur MSP tegak lurus terhadap pertengahan grid atau permukaan meja/bucky.
¢  Pastikan tidak ada rotasi atau tilting
¢  Tahan nafas saat eksposi.
¢  CR      : tegak lurus (horizontal) terhadap IR menuju ke acanthio.
¢  FFD    : 100 cm (40 inchi).
¢  STRUKTUR YANG DITAMPAKKAN :
Tampak bagian inferior Sinus maxillary bebas dari superimposisi dengan processus alveolar dan petrous ridge, inferior orbital rim, dan tampak gambaran sinus frontalis oblique


B.    PARIETOACANTHIAL TRANSORAL PROJECTION OPEN- MOUTH WATERS METHOD   

¢  PATOLOGI YANG DITAMPAKKAN :
inflamantory condition (sinusitis, secondary osteomyelitis) dan polyp sinus.
¢  Posisi Pasien :
Erect
¢  POSISI OBYEK :
¢  Ekstensikan leher, atur dagu dan hidung menghadap permukaan meja/bucky.
¢  Atur kepala sehingga OML akan membentuk sudut 37 derajat terhadap bidang IR.
¢  Instruksikan pada pasien untuk membuka mulut dengan tidak mengubah posisi atau ada pergerakan pada kepala dan MML menjadi tidak tegak lurus lagi 
¢  Atur MSP tegak lurus terhadap pertengahan grid atau permukaan meja/bucky.
¢  Pastikan tidak ada rotasi atau tilting
¢  Tahan nafas saat eksposi.
¢  CR      : tegak lurus (horizontal) terhadap IR menuju ke acanthio.
¢  FFD    : 100 cm (40 inchi).
¢  STRUKTUR YANG DITAMPAKKAN :
Tampak bagian inferior Sinus maxillary bebas dari superimposisi dengan processus alveolar dan petrous ridge, inferior orbital rim, dan tampak gambaran sinus frontalis oblique. Sinus sphenoid tampak apabila pasien membuka mulut. 


5.    ARC ZYGOMATICUM

Basic:
  Submentovertex (SMV)
  Oblique tangential
  AP axial (modified Town)

A.   AP AXIAL : ZYGOMATICUM ARC MODIFIED TOWN METHOD
-         PATOLOGY YANG DITAMPAKKAN :
Fracture dan neoplatic/inflamantory process dari arc zygomaticum
-          Posisi Pasien :
Erect atau supine
-          Posisi Obyek :
Atur bagian posterior skull menempel permukaan meja/bucky
Atur dagu, sehingga OML atau IOML tegak lurus terhadap IR
Atur MSP tegak lurus pertengahan grid atau permukaan meja/bucky untuk menghindari adanya rotasi atau tilting pada kepala.
  CR      : 30 derajat thd OML atau 37 derajat thd IOML
  CP       : 2,5 cm superior glabella (melewati pertengahan kedua arc.)
  FFD    : 40 inchi (100cm)
  Tahan nafas saat eksposi
  Struktur Yang Ditampakkan :
arc zygomaticum bilateral

B.    OBLIQUE INFEROSUPERIOR (TANGENTIAL)

  Patologi yang ditampakkan :
Fractur zygomaticum. Proyeksi ini dapat menampakkan adanya tekanan pada arc akibat trauma atau morhologi kepala.
  Dilakukan foto perbandingan kanan dan kiri
  POSISI PASIEN :
  Erect atau supine
  Erect mungkin akan membuat pasien merasa lebih nyaman. Pemeriksaan dilakukan dengan sinar horizontal dan menggunakan bucky stand.
  POSISI OBYEK :
  Atur dagu, hiperekstensikan leher pasien hingga IOML sejajar IR
  Bagian vertex menempel pada permukaan meja/bucky
  Rotasikan kepala 15 derajat pada daerah yang diperiksa, kemudian tiltingkan dagu 15 derajat pada daerah yang diperiksa.
  CR      : tegak lurus IR dan IOML
  CP       : arc zygomaticum yang diperiksa
  CATATAN :
apabila pasien tidak dapat untuk mengekstensikan leher, sudutkan CR tegak lurus terhadapa IOML. Apabila memungkinkan IR disudutkan sehingga tegak lurus terhadap CR.
  STRUKTUR YANG DITAMPAKKAN :
salah satu arc zygomatikum yang bebas dari superimposisi.  


C.   SUBMENTOVERTEX
-          Patologi yang ditampakkan :
Fracture arc zygomaticum dan proses neoplastic/inflamantory
-          Posisi Pasien :
Supine atau erect . Posisi erect akan membuat pasien merasa lebih nyaman
  POSISI OBYEK
- hyperekstensikan leher hingga IOML // IR/permukaan bucky
- vertex menempel pada kaset
- atur MSP tegak lurus meja/permukaan bucky, pastikan tidak ada rotasi ataupun tilting.
SUPINE : ekstensikan leher pasien dengan kepala berada ditepi meja, ganjal kaset dan grid. Apabila hal ini tidak mungkin dilakukan, maka ganjal tubuh pasien dengan menggunakan bantal sehingga pasien dapat mengekstensikan leher dan vertex menyentuh permukaan meja.
ERECT : apabila pasien tidak dapat mengekstensikan leher secara maksimal, maka atur kepala agar IOML tegak lurus terhadap IR. Atur kemiringan IR sesuai dengan kemampuan ekstensi leher pasien.
Posisi ini sangat tidak nyaman, sehingga usahakan agar pemeriksaan dilkakukan dengan waktu sesingkat mungkin
  CR      : Tegak lurus IOML
  CP       : 4 cm inferior sympisis mentale setinggi MAE (pada pertengahan kedua angulus mandibula).
  FFD    : 100 cm
  Tahan nafas saat eksposi
  Struktur yang ditampakkan :
arc zygomaticum


6.    NASAL BONE

Basic :
Lateral
Parietoacanthial (Water’s Method)
Special :
Superoinferior

A.   LATERAL PROYEKSI
Patologi yang ditampakkan :
Fracture nasal bone
Dapat Dibuat foto perbandingan    dengan  sisi yang diperiksa     berada dekat dengan kaset.
-           Posisi Pasien :
  prone atau erect

  POSISI OBYEK :
  - atur sisi lateral bagian yang akan diperiksa dekat dengan kaset
  - atur nasal agar berada ditengah-tengah kaset
  - atur kepala agar true lateral dan posisi tubuh pasien agak oblique agar pasien merasa nyaman.
  - atur MSP pararel terhadap permukaan meja/bucky.
  - IOML tegak lurus terhadap IR.
  CR      : tegak lurus IR
  CP       : ½ inchi inferior nasion
  FFD    : 40 inci (100 cm) 
  Tahan nafas saat eksposi
  Untuk memperoleh hasil yang tajam, khususnya untuk detail tulang nasal yang lebih baik, gunakan fokus kecil, detail screen, dan batasi lapangan penyinaran (focus daerah nasal) .
  STRUKTUR Yang ditampakkan :
  Tulang nasal dengan soft tissue nasal, frontonasal suture, dan anterior nasal spine.


B.    SUPEROINFERIOR TANGENTIAL (AXIAL)
PATOLOGY  YANG DITAMPAKKAN :
Fracture nasal bone ( medial-lateral displacement)
POSISI PASIEN:
Duduk tegak diatas meja atau prone diatas meja pemeriksaan.
Posisi Obyek :  
- atur dan letakkan dagu menempel IR. Letakkan penyangga yang berbentuk sudut dibawah IR , atur IR tegak lurus terhadap GAL (glabelloalveolar line)
- Atur MSP tegak lurus terhadap CR dan pertengahan IR
  CR      : atur pertengahan berkas sinar menuju nasion    dengan penyudutan yang disesuaikan, dan             pastikan tegak lurus terhadap GAL (CR hanya   melalui glabella dan anterior bagian gigi atas.
  FFD : 40 inchi (100 cm)
  Tahan nafas saat eksposi
  STRUKTUR YANG DITAMPAKKAN :
  Tulang nasal bagian pertengahan dan distal dengan proyeksi tangential  (dengan sedikit superimposisi dengan glabella atau alveolar ridge) dan soft tissue nasal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar