Cari Blog Ini

Senin, 26 September 2011

Standarisasi OLI oleh SAE

Ketika kita akan mengganti oli mesin, tertulis dalam kemasan kode-kode yang telah ditentutanoleh SAE.
Kode-kode tersebut memiliki arti khususnya mewakili nilai kekentalan dan grade yangcocok untuk applikasi pada kondisi operasi mesin tertentu. Pengertian tentang kode tsb. akan membantu penentuan jenis oli yang akan dipakai, misalnya SAE 5W-30.
Jenis oli mesin ini sangat bervariasi dengan masing-masing memiliki kondisi penggunaanoptimum untuk operasional tertentu. Demikian juga ada beberapa lembaga yang bergerak dalampenentuan grade oli ini yang bertugas mengatur klasifikasi oli, sehingga mudah untuk dimengertidan cocok untuk pemakaian di daerah tsb. Lembaga seperti ini misalnya API (America Petroleum Institute), atau ILSAC (Internasional Lubricant Standardization and Approval Committee) dsb. Salah satu standarisasiyang banyak dipakai adalah standarisasi SAE.
SAE 5W-30: 
Oli kelas ini ditujukan untuk pemakaian daerah dingin, mudah untuk crankingatau proses starter engine. Oli ini juga didesign memiliki potensi untuk melindungi elemen mesindari wearing phenomena. Oli kelas ini cukup memiliki grade sekelas SJ atau SH yang ditentukanoleh API, juga mencukupi untuk kategori ILSAC GF-2 untuk driving mothode Gasoline Engine Oils Test.
SAE 5W-20: 
Oli Multigrade dengan proteksi starter pada suhu dingin, dan menunjang effisiensi bahan bakar.Oli kelas ini cukup memiliki grade sekelas SJ atau SH yang ditentukan oleh API,juga mencukupi untuk kategori ILSAC GF-2 untuk driving mothode Gasoline Engine Oils Test.Karena sifat keencerannya, oli jenis ini tidak semestinya dipakai kecuali apabila ada rekomendasidari produsen mesin. Hal ini untuk menghindari wearing atau ausnya elemen mesin yang tidakcukup terproteksi dengan kekentalan oli kelas ini.
SAE 10-30: 
Oli kelas ini memiliki kekentalan lebih pekat dari SAE 5W-30 untuk daerah dinginserta tetap memiliki potensi untuk melindungi elemen mesin.
SAE 10W-40
Oli multigrade yang ditujukan untuk melindungi elemen mesin terhadap perubahansuhu udara segala musim. Bisanya oli kelas ini juga cukup memenuhi kategori untuk standarisasiSJ atau SH dari API, atau ILSAC GF-2 untuk driving mothode Gasoline Engine Oils Test.
SAE 20W-50: 
Oli multigrade dengan tujuan untuk perlindungan mesin terhadap wearing phenomena,atau goresan terhadap elemen mesin. Didesign untuk pemakaian pada suhu mesin yang tinggi.Memiliki kemampuan kuat untuk membuat lapisan oli pada permukaan elemen mesin. Bisanya cukupmemenuhi standarisasi dari kategori ILSAC GF-2 untuk driving mothode Gasoline Engine Oils Test. Intinya pikirkan baik2 kebutuhan Oli anda sesuai dg daerah dan kegunaannya Oli Mineral
Oli mineral berbahan bakar oli dasar (base oil) yang diambil dari minyak bumi yang telah diolah dan disempurnakan. Beberapa pakar mesin memberikan saran agar jika telah biasa menggunakan oli mineral selama bertahun-tahun maka jangan langsung menggantinya dengan oli sintetis dikarenakan oli sintetis umumnya mengikis deposit (sisa) yang ditinggalkan oli mineral sehingga deposit tadi terangkat dari tempatnya dan mengalir ke celah-celah mesin sehingga mengganggu pemakaian mesin.  
Oli Sintetis
Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang datang dari bagian terbersih dari pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa ini kemudian dicampur dengan oli mineral. Inilah mengapa oli sintetis bisa dicampur dengan oli mineral dan sebaliknya. Basis yang paling stabil adalah polyol-ester (bukan bahan baju polyester), yang paling sedikit bereaksi bila dicampur dengan bahan lain. Oli sintetis cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif, senyawa yang sangat tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan oksigen sehingga menghasilkan acid (asam). Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli mineral.  
Kekentalan (Viskositas)
Kekentalan merupakan salah satu unsur kandungan oli paling rawan karena berkaitan dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk mengalir. Kekentalan oli langsung berkaitan dengan sejauh mana oli berfungsi sebagai pelumas sekaligus pelindung benturan antar permukaan logam.
Oli harus mengalir ketika suhu mesin atau temperatur ambient. Mengalir secara cukup agar terjamin pasokannya ke komponen-komponen yang bergerak. Semakin kental oli, maka lapisan yang ditimbulkan menjadi lebih kental. Lapisan halus pada oli kental memberi kemampuan ekstra menyapu atau membersihkan permukaan logam yang terlumasi. Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan memberi resitensi berlebih mengalirkan oli pada temperatur rendah sehingga mengganggu jalannya pelumasan ke komponen yang dibutuhkan. Untuk itu, oli harus memiliki kekentalan lebih tepat pada temperatur tertinggi atau temperatur terendah ketika mesin dioperasikan.
Dengan demikian, oli memiliki grade (derajat) tersendiri yang diatur oleh Society of Automotive Engineers (SAE). Bila pada kemasan oli tersebut tertera angka SAE 5W-30 berarti 5W (Winter) menunjukkan pada suhu dingin oli bekerja pada kekentalan 5 dan pada suhu terpanas akan bekerja pada kekentalan 30.
Tetapi yang terbaik adalah mengikuti viskositas sesuai permintaan mesin. Umumnya, mobil sekarang punya kekentalan lebih rendah dari 5W-30 . Karena mesin belakangan lebih sophisticated sehingga kerapatan antar komponen makin tipis dan juga banyak celah-celah kecil yang hanya bisa dilalui oleh oli encer. Tak baik menggunakan oli kental (20W-50) pada mesin seperti ini karena akan mengganggu debit aliran oli pada mesin dan butuh semprotan lebih tinggi.
Untuk mesin lebih tua, clearance bearing lebih besar sehingga mengizinkan pemakaian oli kental untuk menjaga tekanan oli normal dan menyediakan lapisan film cukup untuk bearing.
Sebagai contoh dibawah ini adalah tipe Viskositas dan ambien temperatur dalam derajat Celcius yang biasa digunakan sebagai standar oli di berbagai negara/kawasan.
1. 5W-30 untuk cuaca dingin seperti di Swedia
2. 10W-30 untuk iklim sedang seperti dikawasan Inggris
3. 15W-30 untuk Cuaca panas seperti dikawasan Indonesia
Kualitas oli disimbolkan oleh API (American Petroleum Institute). Simbol terakhir SL mulai diperkenalkan 1 Juli 2001. Walau begitu, simbol makin baru tetap bisa dipakai untuk katagori sebelumnya. Seperti API SJ baik untuk SH, SG, SF dan seterusnya. Sebaliknya jika mesin kendaraan menuntut SJ maka tidak bisa menggunakan tipe SH karena mesin tidak akan mendapatkan proteksi maksimal sebab oli SH didesain untuk mesin yang lebih lama.
Ada dua tipe API, S (Service) atau bisa juga (S) diartikan Spark-plug ignition (pakai busi) untuk mobil MPV atau pikap bermesin bensin. C (Commercial) diaplikasikan pada truk heavy duty dan mesin diesel. Contohnya katagori C adalah CF, CF-2, CG-4. Bila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin diesel berbeda dengan oli mesin bensin karena karakter diesel yang banyak menghasilkan kontaminasi jelaga sisa pembakaran lebih tinggi. Oli jenis ini memerlukan tambahan aditif dispersant dan detergent untuk menjaga oli tetap bersih
Sebagai tambahan, bila oli yang digunakan sudah tipe sintetik maka tidak perlu lagi diberikan bahan aditif lain karena justru akan mengurangi kireja mesin bahkan merusaknya. API mesin bensin
* SM (Current)Diperkenalkan pada 2004. Ditujukan untuk semua jenis mesin bensin yang ada pada saat ini. Oli ini didesain untuk memberikan resistensi oksidasi yang lebih baik, menjaga temperatur, perlindungan lebih baik terhadap keausan, dan mengontrol deposit lebih baik.
* SL (Current)Merupakan katagori terakhir sampai saat ini. Diperkenalkan pada 1 Juni 2001. Oli ini didesain untuk menjaga temperatur dan mengontrol deposit lebih baik. Juga bisa mengkonsumsi oli lebih rendah. Beberapa oli ini juga cocok dengan spesifikasi terakhir ILSAC sebagai Energy Conserving. Untuk mesin generasi 2004 atau sebelumnya
* SJ (Current) : Diperkenalkan untuk mesin generasi 2001 atau lebih tua
* SH (Obsolete): Untuk mesin generasi 1996 atau sebelumnya
* SG (Obselete): Untuk mesin generasi 1993 atau sebelumnya
* SF (Obsolete): Untuk mesin generasi 1988 atau sebelumnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar