Cari Blog Ini

Rabu, 04 Mei 2011

TEKNIK PENENTUAN KEDALAMAN BENDA ASING


METODE PARALAKS


TUJUAN
         Menentukan kedalaman benda asing pada organ yang mempunyai ketebalan pada kemungkinan mengalami pergerakan
         Contoh : abdomen, rongga   thorax 

Persiapan alat :
         Pesawat X-ray yang dilengkapi dengan fluoroskopi. Lokalisir yang terdiri dari 10 strip dengan masing-masing strip berjarak 1 cm dengan logam Pb pada tiap titik-titik, ring, selotip, marker, penggaris, spidol/tinta penanda, jangka sorong, kaset dan bucky, pinset. 
PRINSIP KERJA
         Memanfaatkan penggambaran obyek dengan sudut pandang berbeda
         Memanfaatkan sinar oblik
         Satu film 2 (dua) kali ekspose 

TEKNIK PEMOTRETAN
         Pasien diposisikan senyaman mungkin dan harus sama dengan posisi pembedahan, dan diupayakan terdekat dengan lokasi benda asing
         Daerah masuknya benda asing diflouroskopi
         Terawang benda asing hingga jelas dan letakkan ring tepat superposisi dengan benda asing  

TEKNIK PEMERIKSAAN
         Bila benda asing tegak lurus dengan ring, plaster ring hingga permanen dan tidak berubah
         Pertengahan marker sebagai MSS (Marker Skin Survace) yang merupakan daerah yang tegak lurus dengan posisi benda asing
         Lanjutkan dengan pembuatan radiografi biasa dengan posisi sebagai berikut : 

TEKNIK PEMOTRETAN
         Lokalisir diletakkan sejajar dengan MSS
         Atur TSD (tube Shift Distance) sejauh 1/10 FFD
         Pergerakan tabung diatur tegak lurus dengan arah lokalisir
         Radiograf dibuat dengan CP1 (T1) s/d CP2 (T2) berjarak sama dari MSS dengan total CP1-CP2 = 1/10 FFD SEHINGGA :
         CP1 – MSS = MSS – CP2 = ½ X  1/10 FFD
         T1 = posisi Tube 1 ,  T2 = Posisi Tube 2
         Pemotretan dilakukan dua kali eksposi dalam satu film
         Arah tabung pada pemotretan 1 dan 2 vertical tegak lurus 
         Luas lapangan diatur sehingga obyek dan lokalisir masuk dalam film
         Pengaturan faktor eksposi :
         Kv eksposi 1 dan 2 sama
         Mas eksposi 1 dan 2 adalah ½ mas total yang diperlukan 

EVALUASI RADIOGRAF
         Radiograf yang dihasilkan akan tampak gambaran benda asing tergambar 2 buah
         Radiograf titik-titik pada lokalisir akan tampak 2 lubang dari titik-titik yang berjarak 1-10 cm

EVALUASI RADIOGRAF

         CARA MENENTUKAN KEDALAMAN BENDA ASING :
         Gunakan jangka sorong, kemudian cari jarak yang sama antara pergeseran bayangan benda asing dengan pergeseran gambaran pada titik-titik pada lokalisir.

METODE TRIANGULASI

         TUJUAN; MENENTUKAN KEDALAMAN BENDA ASING PADA ORGAN / DAERAH YANG TEBAL, TETAPI TIDAK BERONGGA . CONTOH : PELVIS 

PERSIAPAN ALAT :
         PESAWAT SINAR-x
         KASET DAN FILM
         MISTAR / METERAN PENGUKUR
PRINSIP KERJA
         Menggunakan prinsip sinar oblik
         Kedalaman benda asing dihitung berdasarkan prinsip “segitiga kongruen”
         Ekspose 2 (dua) kali dalam satu film dengan posisi tabung yang berbeda
         Tidak memerlukan alat bantu fluoroskopi maupun lokalisir 

TEKNIK PEMOTRETRAN
         Pemotretan 1 dilakukan dengan CP pada titik tertentu (biasanya sebagai patokan MSS adalah titik masuknya benda asing)
         Pemotretan 2 dibuat dengan CP diatur pada jarak T1-T2 = 1/10 FFD
         Lakukan ekspose T1 dan T2 pada satu film
         Faktor eksposi diatur :
         T1 : KV sesuai standar obyek, mAs ½ total yang diperlukan
         T2 : KV sesuai standar obyek, mAs ½ total mAs yang diperlukan 

PRINSIP GEOMETRI
         TSD :  Tube Shift Distance (jarak pergeseran tabung dan pemotretan 1 dan ke 2)
         ISD : Image Shift Distance (jarak pergeseran bayangan)
         SID : Source Image Distance (Jarak antara tabung dengan film)
         d : kedalaman benda asing dari film 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar