Cari Blog Ini

Jumat, 15 April 2011

PERSIAPAN PEMERIKSAAN SISTEM URINARI DENGAN MEDIA KONTRAS


PERSIAPAN PEMERIKSAAN SISTEM URINARI DENGAN MEDIA KONTRAS

Persiapan-persiapan yang dilakukan sebelum pemeriksaan sistem urinari antara lain adalah :
1.                  Persiapan sistem intestinal
Karena letak anatomi sistem urinary terletak dibelakang system intestinal, jadi agar gambaran tidak terhalang maka pada saat pengambilan gambar diperlukan system intestinal yang bebas dari matereial fecal gas dan padat.
Persiapan tidak dilakukan pada bayi dan anak, dan persiapan pada orang dewasa ditentukan menurut kondisi pasien.
Persiapan untuk bayi dapat dianjurkan dengan memberikan minuman dingin terkarbonasi untuk mengembangkan perut dengan gas. Dengan gerakan ini, lilitan usus yang mengandung gas akan terdorong ke bagian interior dan system urine akan berada di bagian atas. Dan pada persiapan dengan minuman berkarbonasi digunakan kontras dengan konsentrasi tinggi.
2.                  Persiapan pasien
Prosedur-prosedur persiapan pasien yang digunakan pada pemeriksaan system urinary adalah :
a.                   Diet rendah residu selama 1-2 hari untuk mencegah formasi gas yang disebabkan oleh fermentasi yang berlebih pada intestinal.
b.                  Makan sore yang ringan.
c.                   Ketika diindikasi oleh aksi bowel costive, digunakan obat pencahar urus-urus berbentuk non gas pada sore hari sebelum pemeriksaan.
d.                  NPO setelah tengah malam pada hari pemeriksaan. Pasien sebaiknya tidak terdehidrasi. Hal ini penting untuk mengurangi tingkat garam yang tinggi pada pasien yang mengalami multiple myeloma dan penderita diabetes harus dalam keadaan hidrasi yang baik sebelum IVP dilakukan. Pasien-pasien ini akan mengalami kegagalan kontras renal indusi jika mereka mengalami dehidrasi.
e.                   Dalam persiapan untuk urografi retrograde, pasien diminta untuk meminum air 4-5 gelas selama beberapa jam sebelum pemeriksaaan dan menahannya untuk memastikan ekskresi urine dalam jumlah yang cukup.
3.                  Persiapan peralatan dan perlengkapan
Persiapan peralatan yang dilakukan antara lain :
a.                   Perangkat emergensi harus disiapkan dan ditempatkan pada lokasi yang tepat.
b.                  Susun tata letak instrumen untuk injeksi zat kontras pada meja kecil yang dapat dipindahkan.
c.                   Sterilkan bahan-bahan yang akan digunakan,  alat yang sudah digunakan seperti spuit dibuang.
d.                  Siapkan bahan-bahan non steril yang dibutuhkan seperti tourniket, sebuah wadah cekung kecil untuk bahan buangan, satu atau dua botol kontras, dan sebuah pembalut kecil.
e.                   Sediakan alkohol.
f.                   Sediakan sebuah handuk lipat atau sebuah bantal kecil untuk ditempatkan dibawah siku untuk menghilangkan tekanan selama injeksi.
4.                  Foto planning
Foto planning dibuat sebelum diadakannya pemeriksaan dengan kontras. Hal ini bertujuan untuk menampakkan luka-luka eksternal yang terlihat yang berhubungan dengan system urinari. Radiograf ini juga berfungsi untuk mengecek persiapan system intestinal untuk memungkinkan radiographer membuat beberapa alternatif dalam menentukan factor eksposi.

Proyeksi yang digunakan antara lain :
a.                   Proyeksi AP berdiri untuk memperlihatkan mobilitas ginjal
b.                  Proyeksi lateral (dorsal decubitus) atau oblique dibutuhkan untuk melokalisasikan massa tumor atau untuk mendeterminasi batu-batu renal dari batu empedu atau kalsifikasi.
c.                   Proyeksi AP supine dapat menunjukkan countur ginjal, lokasi ginjal pada posisi terlentang, dan keadaan renal.
5.                  Proteksi Radiasi
Proteksi radiasi yang dilakukan adalah :
a.                   Gunakan sebuah gonad shield jika tidak terjadi overlap pada daerah yang akan diperiksa.
b.                  Batasi radiasi pada daerah penting.
c.                   Bekerja hati-hati agar tidak terjadi pengulangan foto.
6.                  Kompresi uretral
Pada urografi eksretory, kompresi adakalanya diterapkan pada ujung distal ureter. Hal ini digunakan untuk memperlambat aliran kontras ke dalam kandung kemih sehingga memastikan pengisian yang cukup terhadap renal pelvis dan kalises.

PENGERTIAN LAJU FILTRASI GLOMEROLUS
Laju filtrasi glomerolus (LFG) merupakan salah satu indeks fungsi ginjal. National Kidney Foundation Kidney Disease Outcome Quality Initiative (NKF K/DOQI) merekomendasikan penentuan LFG pada orang dewasa berdasarkan klirens kreatinin menggunakan persamaan Cockroft-Gault (C-G) dan Modification Of Diet In Renal Disease (MDRD).
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi nilai LFG pada orang dewasa berdasarkan klirens kreatinin menurut persamaan C-G dan MDRD. Klirens kreatinin dihitung dengan menggunakan persamaan C-G (tanpa dan dengan standarisasi terhadap body surface area).
Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) digunakan secara luas sebagai indeks fungsi ginjal yaitu dengan mengukur secara tidak langsung kapasitas filtrasi glomerulus berdasarkan pengukuran klirens ginjal. Klirens adalah volume plasma yang mengandung semua zat yang larut melalui glomerulus serta dibersihkan atau dihilangkan dari plasma lalu diekskresikan ke dalam urin, karena itu nilai klirens mewakili fungsi glomerulus.
LFG dapat langsung diukur atau pun dihitung. Pengukuran LFG merupakan suatu tindakan yang rumit, membutuhkan waktu cukup lama dan biaya yang cukup tinggi. Selain itu LFG berdasarkan perhitungan dikenal sebagai eGFR atau estimated GFR. Formula eGFR dari MDRD yang telah divalidasi merupakan formula yang saat ini mulai dipakai luas oleh kalangan medis untuk memperkirakan laju filtrasi glomerulus.

PERHITUNGAN eGFR
Marker yang digunakan untuk mengukur klirens ginjal dapat berupa substansi endogen misalnya kreatinin, urea dan Cystatin C ataupun substansi eksogen seperti inulin, iohexol, dan senyawa radioaktif seperti IIothalamate, Diethylenetriamine Pentacetic Acid (Tc-DPTA) serta Chromium Ethylnemediane Tetracetic Acid (Cr-EDTA).
Tes baku emas untuk memprediksi nilai LFG adalah tes klirens inulin. Tes inulin tidak praktis, lama, sukar dan rumit diterapkan karena membutuhkan teknik tertentu dan kesulitan pengumpulan urin yang akurat. Tc-DPTA yang memberikan hasil seperti tes klirens inulin tetapi dapat menimbulkan radiasi, alergi dan mahal. Tes Cystatin C mempunyai beberapa keunggulan yaitu tidak dipengaruhi usia, jenis kelamin, massa otot, diet dan reaksi fase akut, tidak disekresi oleh tubulus dan dieliminasi hanya melalui filtrasi glomerulus, tetapi mahal dan masih langka.
Tes kreatinin serum adalah tes yang murah, cepat dan mudah. Tes kreatinin serum secara tunggal kurang akurat untuk memprediksi LFG karena kreatinin selain difiltrasi bebas oleh glomerulus juga disekresi oleh tubulus proksimal, kadarnya dalam serum dipengaruhi oleh senyawa-senyawa tertentu dalam darah (kromogen non kreatinin), perubahan massa otot dan proses inflamasi, sehingga dikembangkan berbagai persamaan yang menggunakan kadar kreatinin serum disertai beberapa faktor koreksi.
Tes klirens kreatinin dapat di hitung dengan dua persamaan yaitu dengan persamaan Cockroft-Gault (C-G) dan persamaan Modification Of Diet In Renal Disease (MDRD).
Rumus persamaan Cockroft-Gault (C-G) adalah :
 LFG (ml/menit/1,73m2) = (140 - Usia) x (BB) x (0.85 jika perempuan) x 1,73
                                                                   (sCr x 72)                                    BSA
Rumus persamaan Modification Of Diet In Renal Disease (MDRD) adalah :
LFG (ml/menit/1,73m2) = 186 x (sCr)–1,154 x (Usia)–0,203 x (0,742 jika Perempuan) x (1,210 jika Afrika Amerika)
Keterangan:
LFG    = Laju Filtrasi Glomerulus
BB       = berat badan (kilogram)
sCr       = kreatinin serum (mg/dl)
BSA    = body surface area (m2), ditetapkan melalui
               nomogram
Nilai rujukan LFG sesuai NKF K/DOQI Umur 20 -29
tahun:
Laki-laki: 128±26 ml/menit/1,73 m2
Perempuan:18±24 ml/menit/1,73 m2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar