Cari Blog Ini

Minggu, 17 April 2011

RENOGRAFI DIURETIK



Merupakan salah satu metode pemeriksaan kedokteran nuklir pada pasien dengan dilatasi saluran kemih bagian atas dan follow up pasien dengan hidronephrosis
PRINSIP PEMERIKSAAN
Ò Menggunakan furosemide karena efeknya bersifat diuretik yang menghambat reabsorpsi garam dan air di limb asenden ansa henle.
Ò Sifat diuretik tergantung pada Fungsi ginjal
FUROSEMIDE
      Adl golongan obat loop diuretics yang berfungsi :
1.     Menghambat secara selektif reabsorpsi dari NaCl pada tubulus kontortus asenden ansa henle
2.     Menghambat sistem trasport Na+/K+/2Cl- pada membran lumen di tubulus kontortus desenden ansa henle
3.     Meningkatkan aliran darah ke ginjal dan menyebabkan redistribusi dari aliran darah di dalam korteks ginjal
4.     Meningkatkan jumlah volume urin dan meningkatkan kadar potasium pada pasien dengan gagal ginjal akut
      Durasi kerja dari furosemide : 2 – 3 jam
      Kontra indikasi furosemide :
a)                 Alergi furosemide
b)    Sirosis hepatik
c)     Gagal ginjal borderline
d)    Gagal jantung kongesif

DOSIS FUROSEMIDE
Society of Nuclear Medicine & European Nuclear Medicine Association)
Ò  1 mg/kg BB
Ò  Dosis maksimum :
      Anak – anak : 20 mg
      Dewasa : 40 mg
INDIKASI
Ò Mengetahui lebih lanjut tingkat obstruksi apakah total atau parsial
Ò Hidronephrosis
Ò Hidroureteronephrosis

PERSIAPAN PASIEN
1.     Seperti pemeriksaan renografi konvensional
2.     Sebelum pemeriksaan hendaknya pasien dilakukan USG, dengan tujuan :
a)     Hidronephrosis bilateral atau unilateral
b)    Dilatasi dari ureter
c)     Duplikasi ginjal
3.     Disarankan sebaiknya pasien dalam status cukup terhidrasi dengan volume urine yang cukup (tahan miksi)
RADIOFARMAKA
1)    Tc – 99m MAG3 , dosis 100 MBq (2,5 mCi)
2)    Tc – 99m DTPA, dosis 200 MBq (5 mCi)
3)    Tc – 99m EC , dosis 100 MBq (2,5 mCi)
4)    I – 123 Hippuran, dosis 80 MBq (2 mCi)
PROTOKOL PEMILIHAN WAKTU PENYUNTIKAN DIURETIK
       I.            Radiofarmaka + 20 (F+20)
            volume pelvis ginjal penuh pada 20 menit setelah radiofarmaka disuntikkan (furosemide diberikan 20 menit setelah radiofarmaka)
     II.            Radiofarmaka – 15 (F – 15)
Ø             Furosemide diberikan 15 menit sebelum radiofarmaka disuntikkan
Ø Pada menit 15 – 18 setelah penyuntikkan furosemide vulome urin tinggi, sehingga akan didapat nilai urine yang  maksimal pada saat penyuntikkan radiofarmaka
  III.            Radiofarmaka + 0 (F – 0)
                  Furosemide disuntikkan secara intravena segera setelah penyuntikkan radiofarmaka
      Hasilnya tidak berbeda jauh dengan F – 15
      Dapat mengurangi frekuensi gangguan pada saat pencitraan oleh pasien yang disebabkan keinginan pasien untuk miksi
      Nyaman digunakan pada pasien bayi dan anak-anak, karena tidak perlu melakukan penyuntikkan sebanyak 2 kali
Persiapan peralatan
   Kamera gamma, dengan kolimator LEHR untuk Tc-99m MAG3 dan mediun energy collimator untuk I-131 Hippuran
   Energy setting :
§  Low energy pada puncak : 140 keV
§  Medium energy pada puncak : 364 keV
   Window width setting : 20 %
   Teknik pencitraan dinamik dengan matrik 128x128 pixels, Frame / time I : 6 frame / 10 detik selama 1 menit dan Frame / time II : 25 frame / 1 menit selama 25 menit

GAMBAR PESAWAT KAMERA GAMMA DIKEDOKTERAN NUKLIR
PROSEDUR PEMERIKSAAN
1)    Posisi pasien supine atau tidur terlentang
2)    Detektor ditempatkan sedemikian rupa sehingga ginjal dan vesica urinaria berada dalam lapang pandang pencitraan dari proyeksi posterior
3)    Berikan radiofarmaka dan furosemide sesuai dengan protokol pemilihan waktu penyuntikkan yang digunakan
4)    Total waktu pemeriksaan : protokol pemilihan waktu penyuntikan yang dipilih ditambahn 10 menit
PEMROSESAN DATA
Seluruh data kasar digabung, kemudian dibuat ROI pada kedua ginjal serta dibawah kedua ginjal untuk substraksi latar belakang yang kemudian didapatkan kurva aktivitas terhadap waktu

Gambar pemrosesan data

EVALUASI KURVA RENOGRAM DIURETIK TERHADAP RESPON FUROSEMIDE
1.     Pemberian furosemide tidak merubah bentuk kurva obstruksi (fase III naik terus), gambaran demikian dikenal sebagai gambaran obstruksi total
2.     Pemberian furosemide menyebabkan perubahan kurva renogram dengan cepat dan eksresinya menjadi sangat efektif. Gambaran ini ditemukan pada hidronephrosis non obstruksi atau dilatasi hipotonik
3.     Pengaruh furosemide pada kurva obstruksi hanya bersifat parsial, tidak cepat dan eksresinya lambat. Gambaran demikian menunjukkan adanya obstruksi atau subtotal
PARAMETER KUANTITATIF
q Adl parameter-parameter yang digunakan untuk menilai respon ginjal terhadap pemberian furosemide
q Jenis-jenis parameter kuantitatif :
1.                 Time of peak (waktu puncak)
2.     Peak of half (waktu untuk mengeksresikan 50% dari radiofarmaka)
3.     Output efisiensi
4.     Efisiensi ekskresi pelvis ginjal
5.     Indeks waktu transit parenkim
6.     Aktivitas residu terkoreksi
CATATAN
Ò Pemeriksaan tidak dapat menilai respon diuretik secara akurat jika fungsi ginjal berkurang secara bermakna
Ò Hasil pencitraan juga tidak dapat dinilai bila perunut banyak terkumpul dipelvis ginjal
CONTOH KURVA AKTIVITAS TERHADAP WAKTU PADA RENOGRAM DIURETIK
Gambar ivp DENGAN hidronephrosis
gambar renogram diuretic
Gambar renogram diuretik dengan hidronephrosis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar